tag:blogger.com,1999:blog-84511791168633795352024-02-19T00:41:02.066-08:00Info Dunia IslamUndercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.comBlogger1850125tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-9247281953011898582015-01-21T14:40:00.001-08:002015-01-21T14:40:12.426-08:00Mengapa Harus Anti Jihad? Indonesia Merdeka Karena Resolusi Jihad! Oleh: Ust. Abu Husein At-Thuwailibi. Sebuah fenomena, ada sekelompok jama’ah kaum muslimin yang mengklaim bahwa dakwah itu mesti sesuai dengan cara mereka, kalau tidak ikut cara mereka maka seolah-olah tidak disebut dakwah atau tidak sempurna, dengan melakukan “khuruj” sekian dan sekian lama, dengan waktu tertentu yang dibatasi tanpa dalil syar’i. Dengan menjadikan India, Pakistan dan Bangladeh sebagai marja’ dan sumber cahaya, karena ideologi “khuruj” <a name='more'></a>u muncul dari mimpi sang pendirinya. Berangkat dari situ tumbuhlah sebuah “budaya kepercayaan” di tengah mereka bahwa kalau yang sudah “khuruj” sekian dan sekian bulan atau sekian tahun maka sudah afdhol, sudah hebat, sudah maasya’ Allah, layak disebut Ustadz, dan seterusnya. Padahal tak jarang didapati di lapangan realita tidak sedikit di antara mereka yang sudah “Khuruj” sekian bulan atau sekian tahun bahkan sudah sampai ke India Pakistan Bangladesh namun rukun Syahadat dan ushul aqidah tak tahu sama sekali, rukun dan syarat sah shalat pun tak tau, apalagi manasik haji dan umroh, lebih tidak tahu lagi, sebab kalau ada rizqi dari Allah, kebanyakan diantara mereka (walau tidak semua) bukan Haji atau Umroh yang mereka lakukan, tapi “Khuruj” ke India Pakistan Banglades (mumpung ada tiket promo). Alasannya karena Haji dan Umroh untuk amal sendiri, sedangkan “dakwah” versi mereka adalah untuk ummat, padahal Haji itu adalah rukun Islam ke lima dan umroh adalah ibadah suci yang diperuntukkan Allah Ta’ala. demikianlah fakta yang saya alami semasa masih berpelukan dengan Jama’ah ini. Bersamaan dengan itu, jama’ah ini hampir dan hampir tidak pernah berbicara dan membahas masalah Jihad dengan segala konsepnya. Mereka tak pernah akrab dengan bahasan seputar jihad dalam arti qital. Seolah Jihad itu adalah sesuatu yang tabu di antara mereka. Padahal kehidupan Rasulullah dan para Sahabat Radhiyallahu’anhu jamii’an yang terukir dalam sejarah kental diwarnai dengan Jihad Fii Sabiilillah. Jihad adalah bagian dari dakwah dan merupakan puncak keislaman sesorang. Namun begitu, didapati di lapangan bagi yang berhadapan dengan realita bahwa disana ada individu-individu atau oknum-oknum dari kelompok ini yang bersikap moderat, netral, tidak Jumud dan tidak terbelenggu sikap ‘ashobiyah hizbiyah (fanatik kekelompokan), diantara mereka ada yang mencari Ilmu, bersikap lapang dada, dan legowo terhadap saudara-saudaranya yang tidak berjalan bersama mereka. Ya, walau tidak sedikit pula yang terbelenggu dengan sikap jumud dan berkubang pada kejahilan yang berkepanjangan. Bahkan berangkat dari kejahilan itu, tidak jarang mereka memicu konflik di sejumlah tempat dan mengedepankan emosi dengan main fisik, wal-‘iyaadzu billah. Demikianlah realita. Namun, mereka adalah saudara-saudara kita dalam konteks lebih umum, kita disatukan oleh mereka dalam satu kalimat “Laa Ilaaha Illallah”, walau kebanyakan dari kelompok ini tak tahu atau bisa dibilang TIDAK MAU TAHU akan konsekuensi (syarat-syarat) dari kalimat “Laa Ilaaha Illallah” itu. Allahu A’lam. Ada lagi sekelompok jama’ah, yang mengaku paling “Ahlus Sunnah”, mengklaim paling “Salafiyah”, namun seakan phobia (antipati) bila bicara mengenai Jihad. Kalau ada pembahasan Jihad serta merta mereka antipati dan mengidentifikasi bahwa itu adalah “teroris”, “khawarij”, “jihadi irhabi”, dan tuduhan-tuduhan kotor lainnya yang menyesakkan dada dan terlalu berlebihan. Bahkan anggapan mereka, kalau bisa buru-buru dilaporkan ke Densus 88, lalu densus 88 pun menangkap muslim TERDUGA “teroris” dengan menjadikan Mushaf Al-Qur’an, Jilbab dan cadar sebagai bukti ke-terorisan-nya. Na’udzubillah. Saking semangatnya memburu “teroris”, orang tak bersalah pun ditangkap bahkan ditembak mati. Pelanggaran Hak Asasi Manusia pun terjadi, namun tak satu pun di antara mereka yang meneriaki. Sampai-sampai para aktivis islam dan anak-anak ROHIS di SMA-SMA yang aktif mengaji pun dicurigai sebagai bibit-bibit “teroris”. Demikianlah keterpurukan ilmu dan peranan yang melanda negeri ini. Ya, semua itu bermuara dari kejahilan dan bencana rohani. Setiap pembahasan mengenai jihad secara terpaksa mesti dikaitkan dengan aksi teror, membom tempat maksiat mislanya. Padahal membom tempat-tempat maksiat atau tempat kekufuran di negeri ini tanpa qawa’id syar’i itu juga bukan bagian dari Jihad, namun justru mencoreng kesucian syari’at Jihad, walau hal itu mereka lakukan berangkat dari semangat Jihad itu sendiri meski keliru dalam prakteknya. Semangat itu perlu dihargai dan kesalahan aplikasinya perlu diluruskan. Ingat, diluruskan! bukan disudut-sudutkan demi kepentingan-kepentingan para “juragan”. Na’am, pada intinya, mesti diketahui, Jihad sebagai satu amalan besar dan penting dalam Islam dengan keutamaannya yang sangat banyak sekali yang tentunya menjadi harapan dan cita-cita seorang muslim. Oleh karena itu, sangat penting sekali setiap muslim mengetahui pengertian, ketentuan dan hukum-hukum serta syarat-syarat jihad yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta atsar para Salaful Ummah. Perhatikan ayat-ayat Allah dalam Al-Qur’an yang memerintahkan Jihad Fii Sabiilillah, Allah berfirman: إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah ayat 36) Dalam ayat ini bisa kita ambil kesimpulan bahwa Allah memerintahkan kita untuk memerangi orang-orang musyrik, sebagaimana mereka telah memerangi orang-orang yang beriman. Allah berfirman: كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah ayat 216) Dalam ayat ini dijelaskan bahwa perang adalah hal yang dibenci oleh umat muslim, akan tetapi karena hal tersebut merupakan perintah wajib dari Allah untuk berperang maka wajib pula kita lakukan. Dijelaskan pula bahwa bisa jadi itu (perang) adalah hal yang sangat kita benci tapi itu adalah baik bagi kita dalam pandangan Allah. Jika kita implikasikan pada realitas kehidupan kita saat ini, bisa jadi saat ini kita tidak berperang mengangkat senjata, akan tetapi perang pemikiran dan politik terus berlangsung setiap saat. Dan musuh-musuh Islam senantiasa mengarahkan amunisinya kepada kita. Tentu kita merasa lebih nyaman berdakwah sekedar amar ma’ruf, masyarakat mempersilakan dengan wajah manis, tanpa memusuhi. Tapi tidak begitu sejarah Nabi. Tersebab dakwahnya mengguncang sendi-sendi ekonomi, politik dan kekuasaan kaum jahiliyah, mereka pun memusuhi dakwah. Perang tak terhindarkan. Dan umat Islam harus siap jihad, meski ia tidak disukai. Tapi yakinlah, dalam ketidaksukaan itu ada banyak kebaikan. Jihad fi sabilillah hanya melahirkan dua hal; menang dengan membawa ghanimah dan kekuasaan atau mati sebagai syahid beroleh surga. Allah berfirman: انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ ”Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. At-Taubah ayat 41) Dalam ayat ini dikuatkan kepada kita bahwa dalam keadaan apapun; berat-ringan, mudah-susah, ada dana-atau tidak, jihad harus tetap berlanjut dengan harta dan jiwa kita. Kata-kata ini bukan perintah dari orang tua kita atau perintah dari bos kita atau perintah dari manusia yang serba kekurangan tapi ini adalah perintah dari Zat Yang Menggenggam jiwa-jiwa kita, Yaitu Allah Jalla Wa ‘Ala, lalu apalagi yang kita tunggu…?? Dan tahukah anda bahwa kemerdekaan negara Indonesia ini pun juga diraih diantaranya dengan JIHAD ?? Pada tanggal 17 Agustus 1945 pasca kemerdekaan, indonesia mengalami cobaan berat, tentara sekutu yang didalamnya ada tentara Kafir belanda mendarat di Jakarta,mereka hendak melakukan penjajahan ulang terhadap rakyat indonesia dan mengganggu kemerdekaan indonesia. Lalu, atas saran Jendral Sudirman, Bung Karno diminta mengirim utusan khusus kepada Ra’isul ‘Aam Nahdhatul Ulama (NU) Hadratusy Syaikh Kyai Haji Hasyim Asy’ari di pondok pesantren tebu ireng Jombang Jawa timur dengan tujuan meminta fatwa KH.Hasyim Asy’ari tentang hukumnya berjihad membela negara yang notaben-nya bukan negara islam seperti Indonesia. KH.Hasyim Asy’ari lantas memanggil KH.Wahab Hasbullah dari jombang, Kyai Wahab diminta mengumpulkan ketua-ketua NU se-jawa dan se-madura untuk membahas persoalan ini dan shalat istikhoroh. Setelah melalui diskusi yang cukup panjang dan mendengarkan hasil istikhoroh para Kyai NU, esok siangnya tanggal 22 oktober 1945 pertemuan menghasilkan 3 rumusan penting yang kemudian dikenal dengan istilah “RESOLUSI JIHAD NU” yang isinya: 1. Setiap muslim baik tua maupun muda dan miskin sekalipun, wajib memerangi orang-orang kafir yang merintangi kemerdekaan indonesia. 2. Pejuang yang mati dalam perang melawan kafir penjajah demi kemerdekaan indonesia layak disebut Syuhada. 3. Warga indonesia yang memihak pada kafir belanda dan penjajah dianggap sebagai pemecah belah persatuan nasional, dan oleh karena itu ia harus dihukum mati. Lalu, dokumen resolusi jihad ini ditulis dalam huruf Arab Jawa, dan ditandatangani oleh Kyai Haji Hasyim Asy’ari, lalu disebarluaskan ke jaringan pesantren, tak terkecuali kepada komandan-komandan laskar Hizbullah dan Sabilillah di seuruh penjuru Jawa dan Madura. Hanya berselang tiga hari pasca resolusi jihad dicetuskan, 6.000 tentara sekutu mendarat di Tanjung Perak Surabaya dengan persenjataan lengkap. Mendengar kedatangan pasukan kafir penjajah ribuan santri dan kyai dari penjuru jawa timur bergerak menuju surabaya, situasi pun memanas dan cenderung tak terkendali. Resolusi Jihad NU telah memompa semangat perlawanan rakyat dan memicu pertempuran hebat selama 3 hari di surabaya tanggal 27,28,29 oktober 1945. Tentara kafir inggris kewalahan menghadapi perlawanan rakyat Jawa Timur. Sampai pasca terjadi gencatan senjata insiden berdarah pun terjadi; kafir penjajah kehilangan dua jendral terbaiknya yang tewas ditangan para pejuang kemerdekaan. Sampai jatuh korban di fihak indonesia 60.000 tentara, para santri, laskar, sukarelawan, dan rakyat Surabaya, gugur sebagai Syuhada. Tanpa resolusi jihad NU tidak akan ada peristiwa heroik 10 November 1945. Pasukan terdepan yang bertempur di Surabaya: 1. Laskar Hizbullah, dipimpin Kyai Haji Zainul Arifin. 2. Laskar Sabilillah, dipimpin Kyai Haji Masykur. 3. Barisan Mujahidin, dipimpin Kyai Haji Wahab Hazbullah. 4. PETA, separoh batalionnya dipimpin para Kyai NU. 5. Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Namun, cukup disayangkan, Resolusi Jihad NU 22 oktober 1945 kurang mendapat tempat dalam sejarah resmi Indonesia. Ada upaya untuk menghilangkan jejak peran para santri dan kyai dalam perjuangan kemerdekaan. Hal ini diduga terkait dengan kebijakan rasionalisasi dan modernisasi TKR yang mengakibatkan para milisi terdepak dari TKR. Meski kecewa, tapi para pejuang NU tetap setia dengan resolusi jihad membela kemerdekaan Indonesia. Demikianlah fakta yang terukir dalam sejarah kemerdekaan indonesia. Kemerdekaan itu di raih dengan RESOLUSI JIHAD. Meski dalam konteks ini Jihad membela tanah air. Namun yang dilawan adalah kaum kafir yang menjajah.! Allah berfirman: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ, تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ ”Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?” (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Ash-Shaff ayat 11) Muncul pertanyaan; lah mengapa anda sendiri tidak berjihad ? Mengapa masih disini bahkan asyik internetan ? Jawabannya; ya jelas saya masih disini, jihad lewat tulisan selama Allah beri kemapuan dan kesempatan. gimana mau jihad, lah wong kalau mau Jihad saja langsung di anggap “teroris”. Mau jihad bareng Ulil Amri lah Ulil Amrinya sendiri anti Jihad, bahkan menganggap Jihad itu bagian dari ideologi teroris. Gimana dong ? Jangankan mau pergi Jihad, dakwah tentang Jihad saja langsung diawasi densus 88, gimana mau jihad? padahal dakwah kesesatan, pemurtadan, kristenisasi, seminar-seminar organisasi gereja dan missionaris tak dianggap teroris,meski hakikatnya itu adalah TERORIS SEJATI. Dan tak ada Densus 88 yang mengawasi, malah justru perayaan-perayaan kafir di gereja dijaga dan diamankan oleh “Ulil Amri” !!?? Allahu A’lam. <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-14884344710446205662015-01-21T14:30:00.001-08:002015-01-21T14:30:01.326-08:00Mengenal Heli Serbu Buatan Turki, T129 ATAK Eramuslim – Keseriusan membangun industri dirgantara sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah Turki akhirnya meluncurkan helikopter tempur T-129 ATAK buatan dalam negeri pada bulan April tahun 2014 lalu. T129 tercipta melalui kerjasama dengan total nilai kontrak sebesar USD 3 miliar yang ditandatangani oleh Finmeccanica AgustaWestland, sebuah perusahaan pertahanan Italia, dengan Turkish Aerospace Industries (TAI) pada tahun 2007 lalu, yang dikembangkan berdasarkan helikopter Agusta A129 Mang<a name='more'></a>ta. T129 ATAK adalah helikopter serang dua kursi, dan bermesin ganda yang didesain khusus untuk misi penyerangan dan pengintaian. Para insinyur Turki menambahkan beberapa perangkat tambahan seperti avionik dan sistem keamanan dan pertahanan seperti lapisan armor yang kuat. Rudal laser guided pertama buatan Turki yaitu Cirit dan Hydra juga dapat diluncurkan dari T129 ATAK, selain mampu membawa rudal Hellfire anti tank dan rudal Stinger anti pesawat. Totalnya T129 ATAK mampu membawa hingga 76 rudal. (Anadolu/Ram) Berikut foto-foto T129 ATAK: <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-51128023056707203272015-01-21T14:20:00.001-08:002015-01-21T14:20:06.010-08:00Israel’s Homeland Security: Perusahaan Konstruksi Zionis Bangun Saudi &#8220;Great-Wall&#8221; Eramuslim.com – Dalam laporan eksklusifnya, situs Israel’s Homeland Security Home menulis jika perusahaan-perusahaan konstruksi Zionis-Israel, baik yang berada di wilayah pendudukan Zionis-Israel di Palestina maupun yang berada di mancanegara telah mendapatkan proyek pembangunan tembok raksasa sepanjang hampir 1.000 kilometer seperti yang digagas oleh Raja Abdullah bin Abdul Azis. Beberapa perusahaan keamanan Zionis-Israel sudah menjalin komunikasi dengan pihak kerajaan Saudi untuk mend<a name='more'></a>atkan proyek besar tersebut. Ini bukan kali pertama kerajaan Saudi menjalin kerjasama dengan Zionis-Israel, karena pendidikan dan pelatihan tentara elit Saudi, Saudi Arabian National Guard (SANG) sendiri pun dilakukan oleh MOSSAD. Beberapa proyek besar lainnya juga demikian. Seperti diberitakan sebelumnya, Arab Saudi akan membangun tembok 600 mil panjang di sepanjang perbatasan dengan Irak dalam upaya untuk mencegah militan dari kelompok Negara Islam, yang menyatakan bahwa salah satu tujuan utama mereka adalah untuk membebaskan dua kota Muslim suci Mekkah dan Madinah. Menurut International Business Times, Tebok Raksasa ini akan membentang dari kota utara Turaif dekat perbatasan dengan Yordania, sampai dengan kota timur Hafal Al-Batin, di mana Arab Saudi dan Kuwait bertemu, meliputi lima lapisan pagar dengan 40 menara pengawas, tanggul pasir, radar, dan kamera, United Press International (UPI) melaporkan, Riyadh juga telah mengerahkan 30.000 tentaranya di perbatasan tersebut. Islamic State sendiri dengan tegas menyatakan jika Saudi Arabia sebagai pengkhianat Islam. Mereka menyerukan serangan terhadap pasukan keamanan Saudi. Kerajaan Arab Saudi saat ini juga telah bergabung dengan koalisi Barat memerangi Mujahidin Islamic State. (rz) —————— Dapatkan App Eramuslim for Android KLIK DISINI. <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-59588613921107831762015-01-20T14:39:00.001-08:002015-01-20T14:39:56.523-08:00Ustd. Felix Siauw: Hindarilah Selfie Demi Menjaga Kemuliaanmu Wahai Muslimah Eramuslim.com – Dalam kicauannya kemarin (19/1), Ustaz Felix Siauw mengatakan selfie lebih baik dihindari. Sebab, selfie tidak ada manfaatnya dan bahkan cenderung banyak mudharat atau kerugiannya. “Selfie itu kebanyakan berujung pada | sifat TAKABBUR, atau RIYA, sedikitnya UJUB,” demikian tulis Ustaz Felix dalam akun Twitter-nya, @Felixsiauw. Dalam postingan itu, Ustaz Felix menguraikan sejumlah alasan mengapa selfie harus dihindari. Pertama, setelah ber-selfie, lalu kagum den<a name='more'></a>n diri sendiri, maka itu termasuk ujub atau membanggakan diri. Jika setelah selfie dan mengunggah hasilnya ke media sosial dengan harapan di-share, dikomentari, dan dilihat, maka, menurut Ustaz Felix, itu merupakan sikap riya atau pamer. Selfie juga bisa membuat seseorang mejadi takabur, apabila setelah berfoto terus merasa lebih baik atau lebih keren dari orang lain. “Ketiganya, UJUB, RIYA, TAKABBUR | mematikan hati, membakar habis amal, dan membuatnya layu bahkan sebelum ia mekar,” tulisnya. “Memang ini semua bahasan niat, dan tiada ingin kami menelisik niat | hanya bernasihat dan tunaikan kewajiban berdakwah,” tambah Ustaz Felix. Dia juga mengkritisi banyaknya Muslimah yang gemar selfie. “Di mana kemuliaan wanita.” “Alhamdulillah, kami tak pernah berselfie kecuali saat membuat video di Vatikan | saat tak ada yang bisa memegang kamera kecuali batu :).” (rz) <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-29267520691711794922015-01-20T14:30:00.001-08:002015-01-20T14:30:03.240-08:00Tulis Ulang Sejarah Nusantara: Nanggroe Atjeh Darussalam (24) Eramuslim.com – Ahad pagi, 26 Desember 2004. Adzan Subuh baru saja melantun syahdu dari dalam Masjid Raya Baiturrahman. Hari masih gelap dan sedikit dingin. Beberapa orang tampak berjalan perlahan di pelataran masjid bersejarah ini hendak menunaikan sholat Subuh berjamaah, sebagian lagi yang berada di Pasar Aceh—sebuah pasar tepat di belakang masjid—tampak bekerja seperti biasanya. Ada yang masih menurunkan kotak-kotak sayuran dari atas truk yang berjejer di jalan raya samping kiri ma<a name='more'></a>id, truk ini tiap tengah malam berangkat dari daerah pertanian dan perkebunan di Aceh Tengah ke Banda Aceh, ada yang masih duduk-duduk di warung kopi menikmati hangatnya kopi Aceh yang terkenal, ada yang baru membuka toko dan bersih-bersih, ada pula yang masih ngobrol dengan sesamanya sembari duduk di tepi jalan. Bagian dalam Masjid Raya Baiturrahman yang besar itu hanya terisi beberapa shaft, masih banyak yang kosong. Setelah beberapa puluh tahun mengalami sekularisasi dan serbuan budaya, Aceh bagai daerah-daerah di Indonesia lainnya di mana masjid hanya penuh jika sholat Jum’at dan sholat hari raya. Inilah kondisi ril wilayah yang pernah menyandang julukan Serambi Mekkah. Waktu berjalan malas di Aceh. Sedikit demi sedikit, cakrawala mulai menghiasi langitnya. Bagai hari-hari kemarin, tidak tampak adanya perbedaan. Di lapangan Blang Padang, sekitar dua ratus meter sebelah selatan masjid, seiring dengan kian terangnya hari, ratusan warga Banda mengalir memadati lapangan untuk berolahraga dan sekadar refreshing. Tukang-tukang jajanan pun telah menunggu pembeli di tepi jalan. Ayah dan ibu membawa anaknya berlari-lari kecil di atas rumput mengejar bola, jabang bayi dijemur dalam kereta oleh sang bunda, tawa riang anak-anak bermain, semuanya membuat pagi itu begitu indah dan hangat. Jarum jam terus bergerak. Berdetak, lambat tapi pasti. Saat jarum jam menunjukkan angka 07.58 wib, nun jauh di dasar Samudera Hindia, sekitar 155 mil barat laut pesisir pantai Banda Aceh, lapisan bumi tiba-tiba bergetar. Awalnya kecil. Lama-kelamaan getaran kecil berubah kian cepat dan membesar bagai piring retak yang mau pecah. Dalam sekejap, dasar Samudera Hindia itu terbelah, membentuk sebuah jurang raksasa yang dalam dan panjang. Retakannya terus bergerak memanjang ke utara. Permukaan samudera yang berada di atasnya tiba-tiba anjlok. Di pesisir pantai Ulee-Lheue, setelah gempa reda, para nelayan dan warga kampung terkejut menyaksikan air laut surut ratusan meter jauhnya ke tengah, menyisakan pasir laut, karang, tumbuhan laut yang layu, serta ribuan ikan besar kecil yang terus menggelepar. Anak-anak, tua muda, laki-laki perempuan begitu takjub, mereka tidak mengerti apa yang tengah terjadi hingga laut menyurut jauh. Mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, secepat kilat berhamburan ke arah pantai memunguti ikan-ikan besar yang menggelepar itu. Kegembiraan itu tidak berlangsung lama. Air laut yang menyurut itu, tiba-tiba, sangat tiba-tiba, menjelma menjadi monster hitam yang sangat menakutkan. Dengan suara bergemuruh laksana raungan pesawat jet tempur, samudera yang tadinya tenang berubah menjadi tembok air setinggi lebih dari tiga kali pohon kelapa, hitam pekat bercampur pasir dan batu-batu laut, bergulung-gulung menuju daratan. Orang-orang di pantai terkesiap. Diam bagai patung dengan tangan masih memegang ikan-ikan yang baru saja dipungutnya. Jangankan lari, untuk bernafas saja amat sulit. Otak serasa berhenti. Hanya kedua mata menatap lekat “mahkluk menyeramkan” yang dengan cepat menghampiri mereka dengan raungan yang ganas. Tak sampai satu tarikan nafas, gelombang hitam tinggi itu secepat kilat menyapu semua yang menghalanginya. Manusia besar-kecil, rumah, pohon, mobil, semua berhamburan bagai kapas ditiup taufan. “Hari kiamat… pada hari itu manusia seperti kupu-kupu yang bertebaran, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan…” (QS.Al-Qaari’ah: 1-5) Gelombang raksasa itu terus melaju ke pusat kota tanpa ampun, menghantam apa saja yang menghalanginya. Orang-orang berlarian panik. Isak dan tangis bergantian dengan jerit kehilangan. Nama Allah terus-menerus diteriakkan. Masjid-masjid menjadi tempat berlindung. Takbir dan adzan memenuhi langit Aceh. Di hari itu ibu terlepas dari bayinya, suami terlepas dari isteri, dan anak-anak terlepas dari orangtuanya. Pasar Aceh yang penuh dengan manusia dalam tempo sekejap disapu gelombang besar. Lapangan Blang Padang yang penuh dengan warga Aceh yang tengah berolahraga, dengan satu kedipan mata berubah jadi kuburan masal. Keriaan dengan cepat berubah jadi kesenyapan. Ribuan nyawa dalam hitungan detik lepas dari raga. Tsunami begitu dahsyat. Begitu cepat. Sebuah jam dinding di dalam salah satu kios di Pasar Aceh yang hancur jarumnya menunjuk angka 8.13. Nun jauh beribu kilometer di sebelah timur Nusantara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tengah berada di Nabire, Papua. Presiden yang baru dua bulan dilantik tersebut tengah mengunjungi korban gempa yang baru saja mengguncang Nabire. Dari para ajudannya, presiden mendengar bahwa gempa juga baru saja terjadi di Aceh. Awalnya dikabarkan jumlah yang tewas mencapai puluhan, namun dengan cepat berubah menjadi ratusan, lalu ribuan. “Bapak kaget sekali, sehingga pada tanggal 27 Desember Bapak langsung terbang menuju Aceh dari Jayapura,” ujar Ani Yudhoyono mengenang kembali tsunami Aceh dalam acara peresmian sekolah dan asrama’“Selamatkan Tunas Bangsa’ di kompleks Pondok Pesantren Teungku Chiek Oemar Diyan, Indrapuri, Aceh Besar (27/12/05). Ketika menjejakkan kakinya di Banda Aceh, SBY tidak bisa berkata apa-apa. “Luar biasa kerusakannya, pantai-pantai di Aceh hancur, di jalan-jalan kami melihat orang-orang yang tidak bisa berbuat apa-apa. Kami sempat shock, tidak bisa membayangkan. Air mata terus menetes. Akhirnya Bapak bergumam pelan, cobaan apa yang Allah berikan kepada kita…,” tutur Ani Yudhoyono. Di jalan yang penuh lumpur dan puing, anak-anak kecil yang selamat hanya bisa terdiam dengan mata yang berlinang air mata. Wajahnya pucat pasi bagai baru melihat hantu yang sangat mengerikan. Ada pula anak yang terus menangis memanggil-manggil ayah dan bundanya yang entah kemana. Luka bercampur lumpur di tubuh tak lagi dirasa. Tertatih-tatih mereka berjalan di antara puing. Mencari sanak saudara yang bisa dikenal. Orang-orang Aceh, besar kecil, larut dalam histeria kesedihan bercampur kengerian. Hari itu rakyat Aceh mengalami puncak kengerian dan keputus-asaan. Hari yang sangat panjang bagai kiamat terjadi di bumi. Sore perlahan berganti malam. Gelap merangkum Banda. Anak-anak kecil terus menangis, ayah dan bunda tiada bertemu jua. Walau letih dan kedinginan, wajah-wajah belia bertelanjang dada dan belepotan lumpur itu tak juga mampu menutupkan mata untuk tidur barang sekejap. Jantung-jantung kecil itu berdegup dengan amat cepat. Dalam sekejap, ribuan anak-anak Aceh terenggut jadi yatim piatu. Dalam sepersekian detik tarikan nafas, anak-anak Aceh kehilangan ayah dan bundanya. Di malam yang dingin dan gelap itu, mereka merindukan belaian dan dekapan ayah dan bunda, yang tiada kan pernah ditemuinya lagi sepanjang hayatnya… Dalam tidurnya yang tidak pernah bisa nyenyak, bibir kecil itu terus memanggil-manggil nama ayah bundanya. Badannya menggigil. Kedinginan. Dan lapar… Ribuan anak-anak Aceh kini menjadi anak-anak tak bertuan. “Kami tidur semua di atas ubin basah ini, di dalam masjid, bersama ratusan mayat yang dikumpulkan di dalam,” papar Iswadi, pemuda Aceh yang sehari-hari bertugas di Masjid Raya Baiturahman, Banda Aceh, saat bertemu penulis di halaman masjid raya yang masih penuh lumpur. Seorang kernet labi-labi, angkot khas Aceh, berkata pada penulis, “Tsunami ini adalah bala, bukan sekadar musibah bagi kami. Aceh harus bertaubat. Aceh harus kembali ke jalan Allah. Ini akibat dosa-dosa kami jua.” Kedua mata Syamsuddin, anak muda kernet labi-labi itu, memerah menyimpan duka yang dalam. Pemuda Aceh Besar yang daun telinga kirinya ditindik ini mengaku bersyukur kedua orangtuanya selamat. “Saya sekarang tidak lagi berani untuk meninggalkan sholat Bang,” ujarnya lagi. Tsunami meninggalkan banyak pertanyaan besar. Ada keajaiban, tapi lebih banyak kepiluan. Pemerintah pusat yang sama sekali tidak siap menghadapi bencana besar itu menjadi panik. Kas negara yang telah puluhan tahun dirongrong pejabat negara tidak menyisakan dana task force dalam jumlah yang memadai. Pemerintah akhirnya membiarkan Aceh menjadi “bancakan” asing. Hari-hari setelah tsunami, Aceh menjadi satu wilayah yang tidak bertuan. Nyaris tidak ada kedaulatan Indonesia di daerah ini. Tentara dan relawan asing berkeliaran dengan sangat bebas, hingga mencapai daerah-daerah yang tentara Indonesia pun tidak mampu menjangkaunya. Ada peristiwa lucu di tengah kesedihan. Di satu lokasi di Meulaboh yang sempat terisolasi, TNI dan Polri tidak berani mengevakuasi mayat karena takut ditembak GAM dari ketinggian bukit-bukit yang berada di dekat kota. Anggota GAM pun tidak berani mengevakuasi mayat di situ karena takut ditembak TNI/Polri. Akhirnya, secara terpisah, kedua pihak yang bertikai itu meminta bantuan relawan dari satu organisasi Islam lokal untuk mengevakuasi mayat dari sana. Dalam hitungan hari, dunia memusatkan perhatian pada bencana kemanusiaan terbesar abad ini. Dari segenap penjuru angin, lembaga-lembaga sosial kemanusiaan berdatangan ke Aceh. Tak dinyana, di tengah ratusan lembaga sosial kemanusiaan yang menjejakkan kakinya di Bumi Serambi Mekkah dengan niat tulus ingin meringankan beban penderitaan rakyat Aceh, terdapat banyak penginjil yang mempunyai agenda tersendiri untuk Muslim Aceh. Walau awalnya mengelak dan berkilah murni untuk menolong korban bencana tanpa diembel-embeli kegiatan penyebaran salib, namun tak berapa lama kemudian hal itu dibantah sendiri oleh pengakuan beberapa pentolan organisasi missionaris dunia. (Bersambung/Rizki Ridyasmara) ———————– Dapatkan App Eramuslim for Android KLIK DISINI. <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-56436889207808745262015-01-20T14:20:00.001-08:002015-01-20T14:20:03.572-08:00Teladani Zionis-Israel, Saudi Bikin Tembok Raksasa Sepanjang 965 Km Cegah Islamic State Pengerjaan pondasi Tembok Raksasa<br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script><a name='more'></a>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-5706806917687120062015-01-19T14:39:00.001-08:002015-01-19T14:39:57.341-08:00Benarkah Abu Bakr al-Baghdadi Telah Pindah ke Suriah ? Eramuslim – Media lokal Irak menyatakan bahwa pimpinan tertinggi organisasi Negara Islam, Abu Bakr al-Baghdadi, telah pindah dari kota Mosul di Irak ke wilayah Suriah, seperti dilansir dari seorang sumber lokal setempat. Seperti dikutip Media Center Pres Irak dari seorang pensiunan perwira tinggi Irak, Brigadir Abdullah Hamdan al-Shammari, mengatakan, “Informasi hampir pasti menunjukkan bahwa Abu Bakr al-Baghdadi telah pergi dari kota Mosul ke wilayah Suriah dengan lebih dari 190 petinggi t<a name='more'></a>kemuka organisasi.” Brigadir Abdullah Hamdan menambahkan, “Abu Bakr al-Baghdadi beserta 190 orang lainnya pergi dijemput oleh petinggi organisasi di Suriah, Abu Ubaidah Tunisia, yang pernah ke Irak pada bulan Juni 2014 lalu.” Sebelumnya seorang sumber medis di provinsi Nineveh menyatakan ada informasi yang mengabarkan bahwa Abu Bakr al-Baghdadi telah terluka akibat serangan udara koalisi internasional pada hari Kamis (15/01) pekan lalu. Sementara sumber medis lainnya di wilayah barat laut kota Mosul menambahkan bahwa Abu Bakr al-Baghdadi telah dipindahkan dari Irak menuju rumah sakit di Deir al-Zour, Suriah, untuk menjalani pengobatan. Perlu diketahui bahwa sebelumnya pada pertengahan 2014 lalu, pemerintah Irak mengklaim koalisi internasional berhasil menewaskan Abu Bakr al-Baghdadi dalam sebuah serangan udara di kota Mosul. Abu Bakr al-Baghdadi kemudian muncul beberapa pekan kemudian dalam sebuah rekaman audio yang disebarkan organisasi dalam jejaring sosial. Hingga kini belum ada konfirmasi dari organisasi Negara Islam mengenai kebenaran berita tersebut. (Dostor/Ram) ——————— Artikel ini bekerjasama dengan eramuslim digest : Resensi Buku : Jejak Berdarah Yahudi Sepanjang Sejarah , Eramuslim Digest <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-41433622173541059112015-01-19T14:29:00.001-08:002015-01-19T14:29:50.694-08:00Tulis Ulang Sejarah Nusantara: Nanggroe Atjeh Darussalam (22) Eramuslim.com – Indonesianis AS yang kritis, Prof. Jeffrey Winters diangkat sebagai promotornya. Indonesianis asal Australia, John Pilger, menulis buku dan mengutip hasil penelitian yang telah dilakukan Brad Sampson di atas. Dalam bukunya, John Pilger menulis bahwa dalam bulan November 1967, beberapa bulan setelah Soeharto diangkat menjadi Presiden RI setelah menumbangkan Bung Karno, maka Suharto mengirim satu delegasi tim ekonomi Orde Baru yang dipimpin Sultan Hamengkubuwono IX ke Jenewa<a name='more'></a>Swiss, untuk menghadap “Sang Majikan” yang terdiri dari pengusaha raksasa Yahudi, gabungan dari kapitalis-imperialis, seperti John Rockefeller dan lainnya. “The Time Life Corporation mensponsori konferensi istimewa itu yang berlangsung selama tiga hari membahas strategi pengambil-alihan kekayaan alam dan sumber daya manusia Indonesia. Semua raksasa korporasi Barat diwakili perusahaan-perusahaan minyak dan bank, General Motors, Imperial Chemical Industries, British Leyland, British American Tobacco, American Express, Siemens, Goodyear, The International Paper Corporation, US Steel, ICI, Leman Brothers, Asian Development Bank, Chase Manhattan, dan sebagainya.”[1] Di seberang meja, duduk orang-orang Soeharto yang oleh Rockefeller dan pengusaha-pengusaha Yahudi lainnya disebut sebagai ‘ekonom-ekonom Indonesia yang korup’. “Di Jenewa, Tim Indonesia terkenal dengan sebutan ‘The Berkeley Mafia’ karena beberapa di antaranya pernah menikmati beasiswa dari pemerintah Amerika Serikat untuk belajar di Universitas California di Berkeley. Mereka datang sebagai peminta-minta yang menyuarakan hal-hal yang diinginkan oleh para majikannya yang hadir. Menyodorkan butir-butir yang dijual dari negara dan bangsanya. Tim Ekonomi Indonesia menawarkan: tenaga buruh yang banyak dan murah, cadangan dan sumber daya alam yang melimpah, dan pasar yang besar.”[2] Masih dalam kutipan John Pilger, “Pada hari kedua, ekonomi Indonesia telah dibagi sektor demi sektor.”[3] Prof. Jeffrey Winters menyebutnya ini dilakukan dengan cara yang amat spektakuler. “Mereka membaginya dalam lima seksi: pertambangan di satu kamar, jasa-jasa di kamar lain, industri ringan di kamar satunya, perbankan dan keuangan di kamar yang lain lagi; yang dilakukan oleh Chase Manhattan duduk dengan sebuah delegasi yang mendiktekan kebijakan-kebijakan yang dapat diterima oleh mereka dan para investor lainnya. Kita saksikan para pemimpin korporasi besar ini berkeliling dari satu meja ke meja lainnya, mengatakan, ‘Ini yang kami inginkan, itu yang kami inginkan, ini, ini, dan ini.’ Dan mereka pada dasarnya merancang infrastruktur hukum untuk berinvestasi. Tentunya produk hukum yang sangat menguntungkan mereka. Saya tidak pernah mendengar situasi seperti itu sebelumnya, di mana modal global duduk dengan wakil dari negara yang diasumsikan sebagai negara berdaulat dan merancang persyaratan buat masuknya investasi mereka ke dalam negaranya sendiri.” Freeport mendapatkan gunung tembaga di Papua Barat (Henry Kissinger, pengusaha Yahudi AS, duduk dalam Dewan Komisaris). Sebuah konsorsium Eropa mendapatkan Nikel di Papua Barat. Sang raksasa Alcoa mendapatkan bagian terbesar dari bauksit Indonesia. Sekelompok perusahaan Amerika, Jepang, dan Perancis mendapatkan hutan-hutan tropis di Kalimantan, Sumatera, dan Papua Barat., termasuk dengan kandungan kekayaan di perut buminya. Sebuah undang-undang tentang penanaman modal asing yang dengan terburu-buru disodorkan kepada Presiden Soeharto membuat perampokan negara yang direstui pemerintah itu bebas pajak untuk lima tahun lamanya. Selama itu pula rakyat terus menerus dibohongi dengan idiom-idiom bagus tentang pembangunan, Pancasila, dan trickle down effect terhadap peningkatan kesejahteraannya. Namun yang terjadi di lapangan sesungguhnya adalah pemiskinan (baca: pembunuhan) rakyat secara terstruktur dan sistematis yang dilakukan oleh negara. Nyata tapi secara rahasia, kendali ekonomi Indonesia sesungguhnya telah pergi ke Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI), yang anggota-anggota intinya adalah negara Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Australia, serta World Bank dan IMF (International Monetery Fund). Lagi-lagi komplotan Zionis Internasional. Pergantian dari Soekarno ke Suharto bagi rakyat Aceh sama sekali tidak membawa kebaikan apa pun. Dayah-dayah dan meunasah-meunasah yang rusak, rumah penduduk yang tinggal menunggu kehancuran atau rubuh, semuanya tidak berubah. Pemerintah pusat sama sekali tidak melakukan perbaikan apa-apa terhadap kehidupan rakyat Aceh. Yang dilakukan rezim Suharto—dengan sokongan penuh dari Golkar, ABRI, dan CSIS—adalah mengeruk dan menyedot seluruh kekayaan alam Aceh untuk di bawa ke Jakarta. Bila ada rakyat Aceh yang berani bersuara sedikit saja, maka dipastikan ia akan hilang untuk beberapa hari dan kemudian ketika ditemukan maka ia sudah menjadi mayat yang membusuk. Jakarta tidak pernah mengirim apa pun ke Aceh selain mengirim ribuan tentara siap perang. Dalam periode awal Orde Baru ini, Suharto yang menganut kejawenisme menciptakan suatu pemerintahan diktatorial yang disokong oleh tiga kekuatan: Golkar sebagai mesin buldoser di bidang sosial politik, ABRI sebagai pengawalnya yang siap diperintahkan apa saja demi mengamankan kekuasaannya dengan dalih menjaga stabilitas negara, dan CSIS (Center of Study Information Strategy) sebagai lembaga pemikiran dan pengkajian pemerintahannya (lembaga think-thank). Orang-orang yang sangat anti Islam banyak diangkat menjadi pejabat negara, sebut saja Ali Moertopo yang juga kejawen (Kopkamtib), Leonardus Benny Moerdani yang sangat membenci Islam (Menhankam Pangab), lalu ada pula “Trio RMS” yang semuanya Kristen yang menguasai dan mengatur sistem perekonomian dan keuangan negara, mereka adalah Radius Prawiro (Katolik saudara Ibu Tien Suharto), Adrianus Mooy (Katolik), dan JB. Sumarlin (Katolik), dan sebagainya. Di masa-masa merekalah rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim senantiasa dalam keadaan tertindas. Jilbab merupakan barang sangat langka di masa itu. Salah seorang jenderal yang di masa kepemimpinan Leonardus Benny Murdany masih menjadi perwira menengah pernah bercerita kepada penulis, “Di Mabes ABRI tidak ada itu yang namanya sajadah tersampir di kursi atau di dinding. Benny sangat marah jika melihat ada sajadah di lingkungan markas besar. Bahkan kurikulum latihan untuk para taruna dan juga prajurit dibuat sedemikian rupa sehingga mereka tidak bisa menunaikan sholat wajib. Inilah sebagian kecil kenyataan yang ada di zaman Benny.”[4] Di mana-mana umat Islam diburu dan dibantai. Rakyat Aceh dibiarkan dalam kesengsaraan dan kemiskinan. Ini merupakan strategi pelemahan rakyat Aceh khususnya dan Muslim Indonesia pada umumnya, yang dilakukan negaranya sendiri terhadap rakyatnya. Selama masa kekuasaan Orde Baru 32 tahun lamanya, rakyat Aceh selalu dalam keadaan ketakutan karena perang berkepanjangan antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) melawan ABRI yang dikirim oleh Jakarta. Berbagai peristiwa yang memilukan hati menimpa rakyat Aceh yang sebenarnya tidak tahu apa-apa. Ini terjadi puluhan tahun. Sudah terlalu banyak literatur yang menggambarkan betapa diskriminasinya Rezim Orde Baru di masa-masa awal terhadap umat Islam. Di satu sisi, di dalam periode ini, kaum minoritas atas restu Suharto memegang banyak posisi kunci di negeri ini. Kita tidak akan banyak menyinggung hal ini. Arah politik Suharto baru berubah dengan mengakomodasi aspirasi umat Islam di tahun 1980-an. Saat itu dikenal sebagai periode “Ijo Royo-Royo” baik di kabinet pemerintahan, maupun di lingkungan ABRI, sehingga—walau ini tidak seluruhnya benar—ada istilah “ABRI Hijau” dengan “ABRI Merah”. Perubahan arah politik Suharto ini tidak menyenangkan kubu minoritas yang dahulu sangat dimanjanya. Sejak itu, dengan segala kekuatan dana dan media yang dimiliki, kubu minoritas ini selalu menggoyang dan menggerogoti kinerja Rezim Suharto yang memang sudah bobrok sejak lama. Akibatnya Rezim Suharto pun tumbang dan digantikan oleh wakilnya, B. J. Habibie yang juga ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Dalam masa pemerintahan Habibie, terasa sekali penentangan dari kubu minoritas terhadap seluruh kinerjanya. (Bersambung/Rizki Ridyasmara) —————————- Dapatkan App Eramuslim for Android KLIK DISINI. [1] John Pilger: The New Rulers of the World, page.37 [2] Ibid. [3] Ibid, page.39. [4] Orang ini sekarang masih aktif sebagai perwira tinggi di lingkungan Mabes Cilangkap. Wawancara dilakukan pada tahun 2001 di Jakarta. <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-53708888987361787782015-01-19T14:20:00.001-08:002015-01-19T14:20:07.102-08:00Gara-Gara Logo Mirip Lafadz &#8220;Allah&#8221; Dibalik, Hotel Zodiak Bandung Didemo Eramuslim.com – Umat Islam di kawasan Sukarasa, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (19/1), melakukan unjuk rasa di Hotel Zodiak, Bandung. Mereka geram dan menuding logo yang digunakan hotel tersebut mirip dengan lafadz Allah yang dibalik. Ratusan warga menggelar unjuk rasa di lokasi. Apa yang dilakukan pihak hotel dinilai menyakiti hati kaum Muslimin. “Ini sungguh menyakitkan, logo lafadz Allah dibalik. Kami mempertanyakan kenapa pihak hotel memakai (logo) tersebut,” kata<a name='more'></a>arid Ridwan, koordinator aksi. Dia pun meminta pihak hotel mencabut logo tersebut atau masyarakat yang akan mencabutnya. Selain itu, pihaknya juga mendesak Pemkot Bandung untuk mencabut izin hotel tersebut agar tak beroperasi lagi. “Cabut saja izin hotel, ini sangat menyakitkan bagi kami sebagai Muslim,” tegasnya. Dalam aksinya, massa membawa sejumlah poster berisi kecaman terhadap pihak hotel, di antaranya bertuliskan ‘Cabut Izin Hotel Zodiak’, ‘Logo Hotel Zodiak Zionis Menzalimi Kaum Mayoritas Muslim’, dan ‘Logo Hotel Zodiak Zionis Menyesatkan’. Hotel Zodiak sendiri menurut informasi sudah dua tahun berdiri. Belum diketahui sejak kapan penggunaan logo yang diduga lafadz Allah yang dibalik itu dipakai. (rz) —————– Dapatkan App Eramuslim for Android KLIK DISINI. <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-92220104216219934522015-01-18T14:40:00.001-08:002015-01-18T14:40:12.923-08:00Sejarah Rahasia Iluminati: Revolusi Perancis, Revolusi Kaum Borjuis (44) Eramuslim.com – Ini merupakan satu mata rantai dari sejumlah pertemuan para Konspiran untuk menggodok Revolusi Perancis. Dalam pertemuan di Frankfurt ini, agenda yang telah dirancang dipermatang dan upaya penggalangan dana pun di mulai dari ‘markas’ Rothschild tersebut. Menurut penilaian sosiologis dan psikologi massa yang dilakukan Konspirasi, situasi yang tengah dihadapi Perancis saat itu memang menggambarkan dengan baik apa yang sebenarnya tengah terjadi di Eropa: perekonomian teng<a name='more'></a> lesu, utang menumpuk, pengangguran di mana-mana, lapangan pekerjaan nyaris tidak bergerak, sektor industri macet, dan bencana kelaparan di ambang pintu. Jurang kesenjangan ekonomi yang terjadi antara buruh dan rakyat biasa dengan para bangsawan, pemilik modal, dan raja-raja demikian besar dan dalam. Menurut teori revolusi, dalam kondisi demikian buruk, massa rakyat telah siap untuk menyambut siapa pun yang tampil secara meyakinkan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Massa rakyat telah menjadi semacam tumpukan jerami kering yang hanya dengan percikan api sedikit saja akan bisa terbakar dan meluas dengan sangat cepat. Kondisi di Perancis merupakan yang terparah. Di tengah kondisi demikian, lewat corong media yang dikuasainya, Konspirasi akan meniupkan aneka slogan yang muluk-muluk dan melemparkan semua kesalahan kepada penguasa dan orang-orang kaya, sehingga rakyat Perancis semakin membenci mereka. Kehancuran dan kerusuhan tinggal menunggu hitungan hari. Sebuah rencana besar siap digelindingkan oleh Konspirasi. Salah satu rumus baku dalam gerakan massa adalah: menjelek-jelekkan masa sekarang, di saat bersamaan mengingatkan massa rakyat akan kegemilangan masa lampau dan meyakinkan massa rakyat bahwa massa depan akan bisa menjadi lebih gemilang, mengulangi masa-masa keemasan di zaman silam, jika massa rakyat mau dan siap bergerak menumbangkan status-quo. Ini berlaku di mana saja. Untuk menyatukan langkah gerakan massa, Konspirasi segera menciptakan tiga slogan gerakan: Liberté, Egalité, dan Fraternité (Kemerdekaan, Persamaan, dan Persaudaraan). Sebuah slogan yang mampu membius massa rakyat Perancis sehingga rela mengorbankan apa saja demi memenuhinya. Slogan ini secara terus-menerus diperdengarkan ke telinga rakyat Perancis sehingga setiap orang Perancis saat itu sangat hapal dengan tiga istilah di atas saat itu. Walau terdengar sangat indah, namun tiga istilah di atas bagi Konspirasi Yahudi Internasional memiliki arti yang sama sekali beda. Bagi kelompok ini, Liberté sesungguhnya berarti Kemerdekaan bagi mereka, kebebasan bagi mereka, bagi para pemilik modal, untuk berbuat apa saja terhadap Perancis. Egalité yang sesungguhnya bermakna Persamaan, bagi Konspirasi diartikan sebagai persamaan di kalangan mereka untuk bisa bersama-sama, gotong royong, di dalam usahanya menguasai perekonomian Perancis. Sedangkan Fraternité memiliki arti sebagai Persaudaraan antara kelompok mereka sendiri, di mana di dalam setiap usahanya, mereka harus saling tolong-menolong, bantu-membantu, agar kepentingan kelompok mereka bisa dicapai. Inilah hakikat tiga slogan Revolusi Perancis. Jadi Persaudaraan hanya terbatas pada kelompoknya saja. Setelah memaparkan panjang lebar evaluasi Revolusi Inggris dan rencana ke depan terhadap Perancis, Rothschild membuka satu dokumen dan meletakkannya di atas meja. Di hadapan keduabelas rekannya itu, Rothschild mulai memaparkan ke-25 butir bahasan dari dokumen tersebut secara komperehensif. (Bersambung/Rizki Ridyasmara) ———– Dapatkan App Eramuslim for Android KLIK DISINI. <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-9556538185718978892015-01-18T14:29:00.001-08:002015-01-18T14:29:58.707-08:00Menjelang Kematian, Pahamkanlah Umur Anda di Dunia Ada Batasnya Eramuslim – Firman Allah SWT: كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ “Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”. (QS. Al Ankabuut:57) Kesunyian malam ini benar-benar mencekam. Hembusan hawa dinginnya bagaikan dinginnya hujan es yang jatuh dari langit. Senandung udara malam dirasakan sangat menusuk tulang seorang pengembara dari negeri syam. Ingin<a name='more'></a>ekali ia merintih, tetapi malam ini begitu sunyi. Tidak ada sanak ataupun saudara di sekelilingnya, bahkan seekor binatang malampun tidak terdengar lololangannya. Kemana lagi ia merintih dikesendirian malam ini.<br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-86430182145876728212015-01-18T14:20:00.001-08:002015-01-18T14:20:20.431-08:00Malaysia Mengharamkan Syiah Eramuslim.com – Malaysia merdeka sebagai sebuah negara yang menjadikan Islam a la Ahlu Sunnah wal-Jamaah sebagai agama resmi negara. Dengan itu, negara berkepentingan memelihara dan melindungi agama Islam dari segala sesuatu yang berpotensi mengancam kesuciannya. Hal ini kemudian dituangkan dalam berbagai kebijakan dan perundangan resmi negara.<br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_n<a name='more'></a>ber = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-31020636659645343852015-01-17T14:40:00.001-08:002015-01-17T14:40:21.224-08:00Rabi Margolin: Biarkan Kami Membawa Senjata di Eropa Eramuslim.com – Asosiasi Zionis-Yahudi Eropa yang merupakan Asosiasi terbesar Zionis-Yahudi di benua tersebut menuntut parlemen di Brussels untuk membiarkan orang-orang Zionis-Yahudi membawa senjata. “Ini perlu untuk perlindungan penting komunitas mereka pasca penembakan Paris,” ujar Rabi Menachem Margolin sebagaimana dilansir World Bulletin, (16/1). Menurut Russia Today, Direktur Jenderal Asosiasi Zionis-Yahudi Eropa (EJA) ini menulis sebuah surat terbuka kepada anggota parlemen yang b<a name='more'></a>bunyi, “…Serangan Paris, serta banyaknya tantangan, dan ancaman yang telah disampaikan kepada komunitas Zionis-Yahudi Eropa dalam beberapa tahun terakhir, telah mengungkapkan kebutuhan mendesak untuk berhenti berbicara dan mulai bertindak.” Rabbi mengklaim jika orang-orang yang tewas di toko Paris telah dibunuh dengan keji tanpa alasan apa pun selain karena mereka adalah Yahudi. Ini tentu saja menggelikan karena menampik fakta jika orang-orang “yang terbunuh” tersebut telah memprovokasi umat Islam dengan menistakan Nabi SAW, dan banyak kejanggalan dalam aksi teror di Paris seperti tidak ada satu pun foto korban dan sebagainya. Asosiasi itu juga mendesak pihak berwenang Uni Eropa untuk mengizinkan penduduk Zionis-Yahudi untuk menerima pelatihan yang diperlukan untuk melindungi anggota mereka dari serangan “teror” potensial.(rz) ————- Dapatkan App Eramuslim for Android, KLIK DISINI. <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-44366020488105141342015-01-17T14:30:00.001-08:002015-01-17T14:30:07.609-08:00Yusril: Jokowi Diduga Kuat Menyalahi UU 2/2002 Tentang Kepolisian Negara RI Eramuslim.com- Mantan Menteri Kehakiman dan pakar Hukum Tata Negara nomor wahid di negeri ini, Prof. Yusril Ihza Mahendra menyatakan Jokowi telah diduga melangggar UU 2/2002 tentang Kepolisian Negara RI (Polri), terutama pada soal pengangkatan dan pemberhentian Kepala Polri. Dalam penjelasannya, pengangkatan dan pemberhentian Kapolri harus dilakukan satu paket, bukan terpisah. Yang dilakukan Jokowi, Kapolri lama sudah diberhentikan tanpa ada pengangkatan Kapolri baru. “Saya ingat betul perdeb<a name='more'></a>an perumusan pasal ini di DPR ketika saya mewakili Pemerintah membahas RUU Kepolisian. Mestinya Presiden dan DPR tahu bahwa pengangkatan dan pemberhentian Kapolri dilakukan satu paket bukan dipisah,” tulis Yusril dalam twitternya @Yusrilihza_Mhd beberapa saat lalu. Pengangkatan maupun pemberhentian Kapolri, keduanya harus dengan persetujuan DPR, dengan menyertakan alasan-alasannya. “Jadi kalau Sutarman mau diberhentikan, Presiden ajukan permintaan persetujuan ke DPR,dengan alasan-alasannya. Begitu juga calon pengganti Sutarman, harus diajukan permintaan persetujuan DPR disertai alasan mengapa dia dicalonkan,” ujar Yusril. Menurut hukum, Presiden tidak bisa memberhentikan Kapolri tanpa meminta persetujuan DPR seperti yang dilakukan Jokowi terhadap Jenderal Sutarman, terkecuali bila ada alasan mendesak atau darurat, yang hanya dua sebab yakni jika Kapolri melanggar sumpah jabatan atau membahayakan keamanan negara. “Apakah Sutarman melakukan pelanggaran sumpah jabatan atau melakukan makar sebelum diberhentikan Presiden? Saya tidak tahu,” ujar Yusril.(rz) ————— Dapatkan App Eramuslim for Android, KLIK DISINI. <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-55831535405127737742015-01-17T14:20:00.001-08:002015-01-17T14:20:20.113-08:00Monkey Business, Sebuah Renungan Erasmuslim.com – Tulisan di bawah ini sudah banyak menyebar di media sosial seperti facebook dan lainnya. entah siapa yang memulai. Isinya bagus dan patut menjadi bahan renungan kita bersama. Berikut kisahnya: Suatu hari di sebuah desa, seorang yang kaya raya mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp. 50.000,- per ekor. Padahal monyet disana sama sekali tak ada harganya karena jumlahnya yang banyak dan kerap dianggap sebagai hama pemakan tanaman buah-buahan. Para penduduk desa yang meny<a name='more'></a>ari bahwa banyak monyet disekitar desa pun kemudian mulai masuk hutan dan menangkapinya satu persatu. Kemudian si orang kaya membeli ribuan ekor monyet dengan harga Rp 50.000,- . Karena penangkapan secara besar-besaran akhirnya monyet-monyet semakin sulit dicari, penduduk desa pun menghentikan usahanya untuk menangkapi monyet-monyet tersebut.. Maka si orang kaya pun sekali lagi kembali untuk mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp 100.000 per ekor. Tentu saja hal ini memberi semangat dan “angin segar” bagi penduduk desa untuk kemudian mulai untuk menangkapi monyet lagi. Tak berapa lama, jumlah monyet pun semakin sedikit dari hari ke hari dan semakin sulit dicari, kemudian penduduk pun kembali ke aktifitas seperti biasanya, yaitu bertani. Karena monyet kini telah langka, harga monyet pun meroket naik hingga Rp 150.000,- / ekornya. Tapi tetap saja monyet sudah sangat sulit dicari. Sekali lagi si orang kaya mengumumkan kepada penduduk desa bahwa ia akan membeli monyet dengan harga Rp 500.000,- per ekor! Namun, karena si orang kaya harus pergi ke kota karena urusan bisnis, asisten pribadinya akan menggantikan sementara atas namanya. Dengan tiada kehadiran si orang kaya, si asisten pun berkata pada penduduk desa: “Lihatlah monyet-monyet yang ada di kurungan besar yang dikumpulkan oleh si orang kaya itu. Saya akan menjual monyet-monyet itu kepada kalian dengan harga Rp 350.000,- / ekor dan saat si orang kaya kembali, kalian bisa menjualnya kembali ke si orang kaya dengan harga Rp 500.000,- . Bagaimana…?”. Akhirnya, penduduk desa pun mengumpulkan uang simpanan mereka dan membeli semua monyet yang ada di kurungan. Namun… Kemudian… Mereka tak pernah lagi melihat si orang kaya maupun si asisten di desa itu! Keduanya lenyap bagai ditelan bumi. Selamat datang di Wall Street..! Inilah yang dikatakan orang “Monkey Business”! Janganlah kita terjebak oleh “Monkey Business”… Seperti pohon Anthorium Seperti ikan Lohan Seperti semua barang yang kita beli tetapi bukan karena kita membutuhkannya janganlah serakah atau menjadi korban iklan atau trend, Islam tidak menyukai orang yang berlebihan, Hati hati Monkey Business yang sekarang lagi marak adalah “DEMAM BATU AKIK” (rz) ————————– Dapatkan App Eramuslim for Android, KLIK DISINI. <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-40526303146617587302015-01-16T14:40:00.001-08:002015-01-16T14:40:19.511-08:00Jokowi Putuskan Menunda , Bukan Batalkan Pelantikan Budi Gunawan Sebagai Kapolri Eramuslim – Akhirnya , setelah lama berunding dengan orang orang terdekatnya, Presiden Jokowi mengambil keputusan terhadap pelantikan calon Kapolri Komjen Budi Gunawan. Presiden menunda pelantikan Komjen Budi Gunawan. “Berhubung Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan SH MSi sedang menjalani proses hukum, maka kami pandang perlu untuk menunda pengangkatan sebagai Kepala Polisi Negara Indonesia,” kata Presiden Jokowi di Istana Negara, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (16<a name='more'></a>/2015) pukul 20.10 WIB. Presiden Jokowi menegaskan pelantikan Komjen Budi Gunawan hanya ditunda, bukan dibatalkan. Ia nyatakan Komjen Budi diminta fokus pada proses hukumnya. “Menunda, bukan membatalkan, itu yang harus digarisbawahi,” ujar Jokowi. Presiden Jokowi juga memberhentikan dengan hormat Jenderal Sutarman dan mengangkat Komjen Badrodin Haiti sebagai Plt Kapolri. Dalam jumpa pers tanpa tanya jawab ini, Jokowi ditemani oleh Wapres Jusuf Kalla, Menko Polhukam Tedjo Edhy, Jenderal Sutarman, dan Komjen Badrodin Haiti. [nas/dn/kh] <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-21295883791118555092015-01-16T14:30:00.001-08:002015-01-16T14:30:00.685-08:00Muhammad Ali Dikabarkan Kritis Eramuslim.com – Muhammad Ali, legenda dunia tinju, dikabarkan kembali masuk rumah sakit dan sempat berada dalam keadaan kritis. Pihak keluarga berharap kondisi Muhammad Ali segera membaik dan dapat meninggalkan rumah sakit secepatnya, sebelum Sabtu (17/1) yang merupakan hari ulang tahunnya yang ke-73. Bob Gunnell, Jurubicara keluarga Muhammad Ali, mengatakan si petinju yang dikenal bermulut besar itu dalam keadaan yang lebih stabil. Bulan Desember lalu Ali juga masuk rumah sakit selama 18 h<a name='more'></a>i. Keadaannya membaik dan keluar dari rumah sakit pada tanggal 7 Januari pekan lalu. Namun kondisinya kembali memburuk hari Kamis (15/1). Muhammad Ali yang terlahir dengan nama Cassius Clay ini memenangkan medali emas Olimpiade di usia ke-18. Sejak itu kariernya di ring tinju melejit. Tahun 1964 Ali menjadi juara dunia kelas berat setelah mengalahkan Sonny Liston. Setelah kemenangan dari Sonny Liston itulah ia masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Muhammad Ali. Tahun 1981 Ali menggantungkan sarung tinju dan tiga tahun kemudian divonis terkena Parkinson. (rz) <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-77668000332486158102015-01-16T14:20:00.001-08:002015-01-16T14:20:21.720-08:00Tulis Ulang Sejarah Nusantara: Nanggroe Atjeh Darussalam (19) Eramuslim.com – Inilah wujud nasionalisme rakyat Aceh yang sangat tinggi dalam mempertahankan keberadaan Republik Indonesia yang kala itu masih berusia sangat muda dan sangat lemah. Tidak berlebihan kiranya, tanpa solidaritas Muslim Aceh, pemerintah Republik Indonesia akan sangat sulit mempertahankan dirinya, bahkan tidak mungkin akan lenyap ditelan keganasan Belanda. Bung Karno pun saat itu menjuluki Aceh sebagai daerah modal bagi perjuangan Republik Indonesia. Bahkan dalam kunjungan per<a name='more'></a>manya ke Aceh tahun 1948, kepada tokoh Aceh Teungku Muhammad Daud Beureueh, Bung Karno berjanji akan mendukung penerapan syariat Islam di seluruh wilayah Aceh. Sesuatu yang tidak lama kemudian dikhianatinya sendiri. Bung Karno Khianati Muslim Aceh Pengorbanan seluruh rakyat Aceh kepada Republik Indonesia sangatlah besar dan vital. Aceh sungguh-sungguh menjadi daerah modal, menjadi semacam gudang uang bagi pemerintahan pusat dalam menjalankan roda pemerintahannya dan mempertahankan diri dari gempuran Belanda. Nasionalisme rakyat Aceh sangat tinggi. Jasa rakyat Aceh bagi Republik Indonesia tak ternilai harganya. Tapi bagaimana balasan dari pemerintahan pusat kepada rakyat Aceh ketika Republik Indonesia sudah tegak berdiri? Pengorbanan rakyat Aceh yang amat besar dibalas oleh pemerintahan Jakarta dengan pengkhianatan dan kejahatan yang terorganisir, bahkan di beberapa tahun kemudian dilegalisir oleh undang-undang dan aneka peraturan formal lainnya. Sebelum menengok masa di mana Aceh sungguh-sungguh dilemahkan dalam segenap seginya oleh pemerintah pusat yang dikuasai kaum sekular yang berkomplot dengan kaum Islamophobia, maka ada baiknya kita menyimak apa yang dikatakan Bung Karno kepada Daud Beureueh saat berkunjung ke Aceh tahun 1948. Dalam dialog ini, Bung Karno selaku Presiden RI menyapa Daud Beureueh dengan sebutan “Kakak”: Presiden Soekarno : “Saya minta bantuan Kakak agar rakyat Aceh turut mengambil bagian dalam perjuangan bersenjata yang sekarang sedang berkobar antara Indonesia dan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah kita proklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.” Daud Beureueh : “Saudara Presiden! Kami rakyat Aceh dengan segala senang hati dapat memenuhi permintaan Presiden asal saja perang yang akan kami kobarkan itu berupa perang sabil atau perang fisabilillah, perang untuk menegakkan agama Allah sehingga kalau ada di antara kami yang terbunuh dalam perang itu maka berarti mati syahid.” Presiden Soekarno : “Kakak! Memang yang saya maksudkan adalah perang yang seperti telah dikobarkan oleh pahlawan-pahlawan Aceh yang terkenal seperti Teungku Cik Di Tiro dan lain-lain, yaitu perang yang tidak kenal mundur, perang yang bersemboyan merdeka atau syahid.” Daud Beureueh : “Kalau begitu kedua pendapat kita telah bertemu Saudara Presiden. Dengan demikian bolehlah saya mohon kepada Saudara Presiden, bahwa apabila perang telah usai nanti, kepada rakyat Aceh diberikan kebebasan untuk menjalankan Syariat Islam di dalam daerahnya.” Presiden Soekarno : “Mengenai hal itu Kakak tak usah khawatir. Sebab 90% rakyat Indonesia beragama Islam.” Daud Beureueh : “Maafkan saya Saudara Presiden, kalau saya terpaksa mengatakan bahwa hal itu tidak menjadi jaminan bagi kami. Kami menginginkan suatu kata ketentuan dari Saudara Presiden.” Presiden Soekarno : “Kalau demikian baiklah, saya setujui permintaan Kakak itu.” Daud Beureueh : “Alhamdulillah. Atas nama rakyat Aceh saya mengucapkan terima kasih banyak atas kebaikan hati Saudara Presiden. Kami mohon (sambil menyodorkan secarik kertas kepada presiden) sudi kiranya Saudara Presiden menulis sedikit di atas kertas ini.” Mendengar ucapan Daud Beureueh itu Bung Karno langsung menangis terisak-isak. Airmata yang mengalir telah membasahi bajunya. Dalam keadaan sesenggukan, Soekarno berkata, “Kakak! Kalau begitu tidak ada gunanya aku menjadi presiden. Apa gunanya menjadi presiden kalau tidak dipercaya.” Dengan tetap tenang, Daud Beureueh menjawab, “Bukan kami tidak percaya, Saudara Presiden. Akan tetapi sekadar menjadi tanda yang akan kami perlihatkan kepada rakyat Aceh yang akan kami ajak untuk berperang.” Sambil menyeka airmatanya, Bung Karno berjanji, “Wallah, Billah, kepada daerah Aceh nanti akan diberi hak untuk menyusun rumah tangganya sendiri sesuai dengan Syariat Islam. Dan Wallah, saya akan pergunakan pengaruh saya agar rakyat Aceh benar-benar dapat melaksanakan Syariat Islam di dalam daerahnya. Nah, apakah Kakak masih ragu-ragu juga?” Daud Beureueh menjawab, “Saya tidak ragu Saudara Presiden. Sekali lagi, atas nama rakyat Aceh saya mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan hati Saudara Presiden.” Dalam suatu wawancara yang dilakukan M. Nur El Ibrahimy dengan Daud Beureueh, Daud Beureueh menyatakan bahwa melihat Bung Karno menangis terisak-isak, dirinya tidak sampai hati lagi untuk bersikeras meminta jaminan hitam di atas putih atas janji-janji presiden itu.[1] Soekarno dan Daud Beureueh<br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-63040630398207453082015-01-15T14:40:00.001-08:002015-01-15T14:40:00.568-08:00Ulama Turki: Dunia Diam Ketika Jutaan Muslim Dibunuh Eramuslim.com – Mehmet Gormez, ulama terkemuka Turki, mengatakan, selama ini dunia hanya diam saat terjadi pembunuhan terhadap jutaan orang Islam. “Dalam sepuluh tahun terakhir tak kurang dari 12 juta orang telah dibantai di Dunia Islam, namun dunia diam. Tapi di sisi lain, 12 orang yang katanya dibunuh secara brutal di Paris pekan lalu, dunia geger,” kata Gormez (14/1). “Kematian seorang manusia adalah kematian bagi seluruh kemanusiaan. Tidak ada perbedaan dalam pembunuhan brut<a name='more'></a>, baik di Damaskus, Baghdad, atau Paris,” tegasnya. Menurutnya, jika dunia tidak bereaksi terhadap semua pembunuhan dan pembantaian dengan cara yang sama tanpa memandang agama atau lokasi, maka seluruh umat manusia dan kemanusiaan akan hancur. Sementara itu, Perdana Menteri Turki yang baru, Ahmet Davutoglu, mengatakan pada Selasa kemarin bahwa beberapa golongan tertentu di dunia secara bersama-sama berusaha menjatuhkan kesalahan kepada warga Turki dan Muslim di Eropa. Dia merujuk tweet Rupert Murdoch yang berdarah Yahudi setelah serangan di Paris, yang berbunyi, “Mungkin sebagian besar Muslim damai, tetapi sampai mereka mengenali dan menghancurkan kanker jihad mereka, mereka yang harus bertanggung jawab.” “Seperti yang kita lihat dalam sambutannya Murdoch, ketika seseorang membuat kesalahan, mereka bertindak seolah-olah semua Muslim dan warga Turki memainkan bagian dalam kesalahan itu,” lanjut Davutoglu. PM Turki ini menyerukan kepada seluruh Muslim untuk tidak merasa sebagai tertuduh. “Anda harus berjalan dengan kepala terangkat tinggi. Anda tidak bersalah. Islam adalah bagian masyarakat Eropa. Jadi tidak mungkin lagi mengusir muslim dari Eropa seolah-olah mereka adalah pendatang sementara,” tambahnya.(rz, WB) <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-17315627165735439382015-01-15T14:30:00.001-08:002015-01-15T14:30:06.155-08:00Kisah King Faisal, Soebandrio, dan Pak Natsir Eramuslim.com – Orang banyak mengenalnya sebagai Pak Natsir. Nama lengkapnya Muhammad Natsir, bergelar Datuk Sinaro nan Panjang, lahir di Minangkabau tanggal 17 Juli 1908, tepatnya di kampung Jembatan Berukir, Alahan Panjang, Sumatera Barat, dari pasangan Sutan Saripado dan Khadijah. Beliau adalah tokoh bangsa, tokoh umat, dan tokoh dunia Islam, karena aktifitas dan peran yang telah dilakukannya untuk Islam dan umat tanpa mengenal lelah. Pada tahun 1945-1946, pak Natsir menjadi anggota Ba<a name='more'></a>n Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP), tahun 1946-1949 menjabat sebagai Menteri Peneranan RI, tahun 1950-1951 menjadi Perdana Menteri RI. Dalam percaturan dunia Islam, khususnya di negara-negara Arab, pak Natsir sangat dikenal, dihormati dan disegani, beliau ikut serta dan terlibat pada beberapa organisasi Islam tingkat internasional, tahun 1967 diamanahkan menjabat Wakil Presiden World Muslim Congress (Muktamar Alam Islami), Karachi, Pakistan, tahun 1969 menjadi anggota World Muslim League, Mekah, Saudi Arabia, tahun 1972 menjadi anggota Majlis A’la al-Alam lil Masajid, Mekah, Saudi Arabia, tahun 1980 menerima “Faisal Award” atas pengabdiannya kepada Islam dari King Faisal, Saudi Arabia, tahun 1985 menjadi anggota Dewan Pendiri The International Islamic Charitable Foundation, Kuwait, pada tahun 1986 menjadi anggota Dewan Pendiri The Oxford Centre for Islamic Studies, London, Inggris dan angota Majelis Umana’ International Islamic Univesity, Islamabad, Pakistan. Ketika Subandrio naik haji dan ingin bertemu dengan Raja Faisal, Raja Faisal tidak mau menerimanya. Setelah diusahakan oleh pihak KBRI Jedah dan prosesnya agak lama, akhirnya Raja Faisal mau juga menerima Subandrio yang saat itu menjadi orang penting di Indonesia. Subandrio menceritakan tentang Islam di Indonesia, juga menceritakan perannya membela Islam, kisah naik haji dan lain-lain. Tanpa disangka dan diduga oleh Subandrio, Raja Faisal langsung bertanya, “Kenapa saudara tahan Muhammad Natsir?”. Pak Natsir pernah diasingkan oleh pemerintah Orde Lama ke Batu Malang, Jawa Timur (1960-1962) dan menjadi “tahanan politik” di Rumah Tahanan Militer (RTM) Keagungan Jakarta (1962-1966). “Saudara tahu”, kata Raja Faisal. “Muhammad Natsir bukan pemimpin umat Islam Indonesia saja, tetapi pemimpin umat Islam dunia ini, kami ini!”. Dalam bidang akademik, Pak Natsir menerima gelar Doktor Honoris Causa bidang Politik Islam dari Universitas Islam Libanon (1967), dalam bidang sastra dari Universitas Kebangsaan Malaysia, dan dalam bidang pemikiran Islam dari Universitas Saint dan Teknologi Malaysia (1991). King Faisal dan M. Natsir<br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-92229245894164736832015-01-15T14:20:00.001-08:002015-01-15T14:20:13.743-08:00Jend. Moeldoko: &#8220;Kalau ISIS Macam-Macam, Saya Tebas&#8230;&#8221; Eramuslim.com – Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan TNI menyikapi serius adanya ancaman dalam negeri yang menyebabkan Amerika Serikat dan Australia mengeluarkan travel warning kepada warga negaranya. Jendral Moeldoko pun menegaskan siap perang menghadapi tiap teror yang datang ke Indonesia, termasuk dari ISIS. “Saya tegaskan kepada rakyat, kalau ISIS macam-macam akan saya tebas!” tegas Jenderal Moeldoko, di Bogor (14/1). Moeldoko meminta masyarakat tenang dan percay<a name='more'></a>pada TNI dan seluruh aparat yang ada. “Kita himbau masyarakat untuk tidak takut menghadapi situasi saat ini. Percayalah kepada TNI,” tambah dia. Kapolri Jenderal Sutarman juga memastikan bahwa kondisi Kota Surabaya saat ini aman, tidak seperti yang dikhawatirkan oleh pemerintah Amerika dan Australia. Kedua negara itu mengeluarkan peringatan pada warganya untuk tidak bepergian ke Surabaya karena takut pengaruh ISIS. “Saya sudah menjamin Surabaya aman, Indonesia aman sehingga tidak perlu ada kekhawatiran siapa pun yang masuk ke Indonesia,” kata Kapolri. Hal senada dikatakan Ka BIN Jenderal Marciano Noorman. Bisa jadi Jend. Moeldoko memang tidak gentar menghadapi ISIS sehingga mengeluarkan ancaman keras seperti itu. Tapi asal tahu saja, ISIS berjihad memang untuk mencari syahid, sedangkan tentara lain biasanya berperang untuk mencari hidup. Bisa jadi, letak perbedaannya di sini kurang dipahami dia. (rz) <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-27393872172244251452015-01-14T14:40:00.001-08:002015-01-14T14:40:14.443-08:00Mau Lihat DNA Anda Sendiri, Ini Cara Yang Mudah Eramuslim.com - DNA (Deoksi Ribo Nukleat), merupakan rantai kehidupan terkecil yang berisi sejumlah kode (A,G,C,dan T) yang membentuk keseluruhan organ setiap manusia. DNA tiap orang berbeda dan sangat unik. Orang umum menyebutnya Gen atau Genetika. Semua orang sebenarnya bisa dengan mudah melihat DNA-nya sendiri tanpa melalui proses laboratorium yang biasanya sangat rumit. Doktor Dean Hamer dalam bukunya “The God Gene, How Faith is Hardwired into Our Genes” (Random House, 2004) telah memb<a name='more'></a>ikan panduan sederhana untuk itu. Caranya adalah: Ambil beberapa tetes darah atau bisa juga ludah satu sendok teh, Uraikanlah darah atau ludah itu dengan menambahkan sedikit deterjen biasa, oOrang-orang laboratorium biasa menggunakan sodium dodecil sulfat murni, namun shampo yang dijual di toko-toko juga sama baiknya, Setelah itu hilangkan protennya dengan menambahkan sedikit garam meja sampai muncul endapan besar yang berwarna keruh, Lalu tuangkan endapan itu ke kertas penyaring kopi atau teh, Pada hasil saringan bening itu tambahkan empat bagian vodka dan taruhlah di freezer, Tunggu sekitar satu jam, DNA akan muncul dan tampak dalam bentuk jalinan benang-benang putih seperti sutera. Benag-benang putih ini dapat dililitkan ke sebatang pengaduk dari kaca, lalu keringkan dengan hairdryer. Kemudian larutkan dengan segelas air. Nah, itulah DNA Anda, saudara kembar yang terkecil dari tubuh Anda! (Rizki Ridyasmara). <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-6253540496255242052015-01-14T14:29:00.001-08:002015-01-14T14:29:59.170-08:00Islamic State Nyatakan Charlie Hebdo Bertindak Bodoh Tampilkan Lagi Kartun Nabi di Edisi Terbarunya Majalah “Pengacau” Prancis, Charlie Hebdo hari ini merilis edisi pertamanya sejak penyerangan di kantornya yang menewaskan 12 orang. Dalam terbitan edisi terbarunya, yang tetap menampilkan karikatur Nabi Muhammad. Islamic State menyatakan tindakan Charlie Hebdo yang menampilkan kartun Nabi seperti layaknya tindakan yang sangat bodoh. “Charlie Hebdo kembali mempublikasi kartun yang menghina Nabi SAW adalah tindakan yang sangat bodoh,” demikian pernyataan yang dibacakan ra<a name='more'></a>o Al-Bayan milik Islamic State seperti dikutip AFP, Rabu (14/1/2015). (Afp/kh) <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-21861466443478390532015-01-14T14:20:00.001-08:002015-01-14T14:20:16.884-08:00Tulis Ulang Sejarah Nusantara: Nanggroe Atjeh Darussalam (16) Eramuslim.com – Sejak mendarat pertama kali di Aceh tahun 1873 dan menduduki Banda Aceh, Belanda mengalami banyak sekali serangan-serangan besar yang dilakukan barisan mujahidin Aceh. Beberapa di antaranya terjadi tahun 1925 hingga 1927 di Bakongan dan tahun 1933 di Lhong. Serangan terbesar Muslim Aceh terhadap kape Belanda terjadi beberapa saat setelah perang Pasifik pecah, sehingga ketika balatentara Jepang mendarat di Aceh, mereka tidak menemui perlawanan lagi dari tentara Belanda yang<a name='more'></a>udah terlebih dahulu kabur dari pesisir dan kota-kota besar untuk menyelamatkan diri dari serangan para mujahidin. Kedahsyatan serangan dan pemberontakan Muslim Aceh terhadap Belanda menjelang kedatangan Jepang dipaparkan dengan cukup rinci oleh majalah Star Weekly terbitan tahun 1953.[1] Inilah kutipannya: “Desember 1941 Nederlandsch Indie menyatakan perang dengan Jepang. Keadaan di Aceh masih tetap aman. Tapi diam-diam orang Aceh yang berada di Malaka (yang sementara itu sudah mulai diduduki Jepang) mendarat di pantai Aceh sebagai pengungsi. Padahal di antara mereka terdapat anggota Kolone V yang bekerja bersama dengan Jepang dan PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) untuk melawan Belanda. Semua ini berjalan secara rahasia. Desember dan Januari lewat seperti biasa. Tapi tanggal 19-20 Februari 1942, akhirnya meletuslah perasaan anti Belanda yang demikian lama tertahan itu. Beberapa malam kemudian Controleur Tiggelman di kota Seulimeum pagi jam 3.30 dibunuh mati; isterinya hanya bisa melarikan diri berkat pertolongan seorang Aceh pegawai Controleur itu setelah menyamar sebagai wanita Aceh. Pembunuhan ini segera dikuti oleh sabotase. Kawat telepon dan kawat telegraf diputuskan; jalan kereta api dibongkar, (perbuatan sabotase sekarang ini dilakukan oleh gerombolan pemberontak); stoomwals ditaruh di tengah-tengah jalan sebagai penghalang; jembatan diblokir, pohon di pinggir jalan ditebang dan dijatuhkan di jalan raya. Semua ini terjadi di sekitar Seulimeum. Juga sekarang nama ini seringkali terdengar. Tidak kebetulan pemberontakan PUSA terhadap Belanda itu dimulai di Seulimeum. Sebab kota itu yang letaknya di pegunungan, sedari dulu terkenal sebagai tempat kelahiran Ulama-ulama yang terkemuka, yang mempunyai banyak sekolah dan murid di sini. “Fanatik, benci akan orang asing,” demikian tulisan DR. C. Snouck Hurgronje tentang penduduk Seulimeum ini dalam tahun 1894. Dan ketika dalam tahun 1937 seorang Controleur Belanda omong-omong dengan seorang tua, penduduk Seulimeum itu tentang kesudahan Perang Aceh dengan Belanda (1873-1904), Controleur itu mendapat jawaban: Kita bukan “talo” (=takluk), cuma “dame” (=kedua belah pihak setuju mengakhiri perang itu). Perasaan dan keyakinan bukan “talo” itu yang dipendam demikian lamanya, sekarang bisa meletus keluar terhadap kafir Belanda. Dengan mendapat bantuan para Ulama yang tua, maka terjadilah gerakan pemberontakan secara missal ini. Tapi bahwa sesudah kafir Belanda itu diusir, nanti akan datang kekuasaan Jepang. Juga kafir, tidak dipikirkan lebih jauh. Primair kekuasaan Belanda harus disingkirkan. Kekuasaan Jepang ada urusan secondair. Di malam 23-24 Februari 1942 seorang pegawai Belanda dari jawatan kereta api (Graaf U. Bernstorff von Sperling) mati dibunuh. Di malam 7-8 Maret 1942 kembali terjadi gelombang besar sabotase pada hubungan lalu lintas di seluruh Aceh, yang dilakukan oleh angggota organisasi Fujiwara, yaitu orang-orang Aceh Kolone V di bawah pimpinan organisasi Jepang Fujiwara Kikan dengan siapa PUSA bekerja bersama dengan rapat sekali. Poliklinik di Indrapuri dirampok. Assisten Resident Van den Berg di Sigli mati dibunuh. Kotanya dirampok. Tanggal 8 Maret tibalah warta radio yang mengejutkan, bahwa tentara KNIL di Jawa telah menyerah pada Jepang, tapi di Aceh sendiri tentara Nippon belum mendarat. Itu baru terjadi di malam 11-12 Maret. DR. Piekaar yang waktu itu berada di Kutaraja melukiskan malam itu sebagai malam penuh siksaan batin (een nacht vol verschrikking) sebab selain kemungkinan pendaratan Nippon, tiap saat ditakuti serangan orang Aceh secara mendadak di waktu malam. Dalam keadaan begitu, pendaratan Jepang, oleh pihak Belanda malah dirasakan hampir sebagai berakhirnya penderitaan (welhaast al seen verlossing).” Ketua PB PUSA Teungku Muhammad Daud Beureueh saat itu banyak melakukan pengkoordinasian sesama pemimpin dan ulama Aceh untuk mengatur strategi mengusir Belanda dari Aceh dan menghadapi kedatangan Jepang. Bulan Desember 1941 ketika perang Pasifik pecah, di sebuah rumah yang terpencil dan aman, Daud Beureueh mengumpulkan Teungku Abdul Wahab Seulimeum, Kepala Cabang PUSA Aceh Raya Teuku Nyak Arif, Panglima Sagi XXVI Mukim, Teuku M. Ali Panglima Polem, Panglima Sagi XXII Mukim, dan Teuku Ahmad, seorang Uleebalang di Jeunieb (Samalanga). Di akhir pertemuan, mereka semua meneguhkan janji dan bersumpah setia kepada agama Islam, kepada bangsa dan tanah air, dan akan bekerjasama dengan kerajaan Dai Nippon melawan Belanda, dan menyusun pemberontakan atas nama PUSA. Dari Sigli, PUSA menyebarkan propaganda menyerang penjajah Belanda dan menyerukan rakyat Aceh agar bersedia bekerjasama dengan Jepang dalam melawan Belanda. Belanda sendiri sungguh-sungguh paham bahwa Daud Beureueh berada di belakang semua aksi ini. Namun walau pun Belanda sudah menyebarkan mata-mata ke seluruh penjuru Aceh untuk mengetahui keberadaan Teungku Daud Beureueh ini, upaya Belanda ternyata sia-sia belaka. Daud Beureh di kemudian hari menuturkan bahwa dirinya telah disembunyikan oleh para pejuang Aceh di sebuah rumah di Kampung Metareuem yang dijadikan pusat komando. Terhadap Jepang, PUSA sangat sadar bahwa kerjasama ini hanya dilakukan dalam hal mengusir Belanda dan menciptakan kedamaian dan kesejahteraan bagi rakyat Aceh. Kala itu, Inggris yang terkenal kuat dalam persenjataan dan tentaranya, tidak mampu menghadang serbuan balatentara Jepang hingga Malaya dan Singapura jatuh, apalagi Belanda. Sebab itu PUSA memanfaatkan Jepang. Untuk melawan Jepang bukan hal yang mustahil, namun diyakini akan mengakibatkan banjir darah dan korban yang terlalu banyak di kalangan rakyat Aceh yang sudah lama menderita. Sebab itu, PUSA mengambil keputusan yang bersifat sementara untuk bekerjasama dengan Jepang. Kecurigaan PUSA terhadap Jepang ternyata terbukti. Walau di awal Jepang berjanji akan mengusir kaum feodal kaki tangan Belanda, namun setelah berada di Aceh, Jepang malah banyak mengambil para feodal kaki tangan Belanda ini menjadi aparat birokrat. Bukan itu saja. Sikap tentara Jepang yang sombong dan sama sekali tidak memperlihatkan rasa hormat terhadap agama Islam membuat rakyat Aceh muak dan geram. Perilaku tentara Jepang yang amat tidak islami dipaparkan oleh Brigjen (Purn) Sjamaun Gaharu. Putera Aceh ini menulis, “Rakyat Aceh pada mulanya berharap Jepang adalah pembela rakyat Aceh dan pelindung agama Islam. Tapi baru beberapa hari mereka sampai , harapan masyarakat Aceh pun sirna. Serdadu Jepang yang hanya memakai cawat berjalan di mana-mana. Hal ini bertentangan dengan adat Aceh. Orang Jepang yang menganut agama Shinto memakan babi, dan mereka melakukannya di tempat terbuka, seolah-olah dipamerkan. Akibatnya rakyat Aceh benci pada mereka. Setiap pagi dilaksanakan upacara Seikere atau menunduk ke arah matahari terbit dengan cara rukuk. Tentu saja cara ini bertentangan dengan ajaran agama Islam. Akibatnya pada tanggal 10-11 November 1942, terjadilah pemberontakan rakyat Aceh di bawah pimpinan Teungku Abdul Jalil di Bayu, Aceh Utara… Mula-mula Jepang masuk ke Aceh, kita diperbolehkan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengibarkan bendera Merah Putih. Namun tujuh belas hari kemudian dua hal itu terlarang.”[2] Seperti juga di daerah-daerah lain di Nusantara, rakyat Aceh selama pendudukan Jepang merasakan penderitaan yang amat sangat. Ribuan romusha yang terdiri dari rakyat Aceh dan juga orang-orang yang didatangakn dari luar Aceh dan bahkan dari Jawa bekerja siang malam membangun lapangan terbang, membuka jalan menerabas hutan belukar, dan sebagainya. Ribuan orang mati kelelahan, terkena malaria, dan juga tidak tahan menerima siksaan Jepang yang kelewat batas. Untunglah Jepang tidak terlalu lama berkuasa. (Bersambung/Rizki Ridyasmara) ————————– Artikel ini bekerjasama dengan Eramuslim Digest:Resensi Buku : Jejak Berdarah Yahudi Sepanjang Sejarah , Eramuslim Digest [1] Star Weekly No.407, 17 Oktober 1953 tahun ke VIII yang didasarkan atas buku DR. A.J. Piekaar berjudul “Atjeh en de Oorlog met Japan”, dan dikutip kembali oleh M. Nur El Ibrahimy dalam buku “Teungku Muhammad Daud Beureueh”; Gunung Agung; Jakarta: cet.2; 1986. Hal.31-32. [2] Ramadhan KH dan Hamid Jabbar; Sjamaun Gaharu, Cuplikan Perjuangan di Daerah Modal; Pustaka Sinar Harapan; Cet.1; 1995; hal.34. <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8451179116863379535.post-8375577299081735192015-01-13T14:40:00.001-08:002015-01-13T14:40:07.985-08:00Resensi Buku : Karya Fenomenal HAMKA , Sejarah Umat Islam Eramuslim.com – Sejarah umat islam, merupakan buku yang mengupas secara detail bagaimana sejarah umat islam di negeri indonesia dan seluruh dunia, buku sejarah umat islam ini merupakan buku yang ditulis langsung oleh seorang ulama kharismatik yaitu Prof. Dr Buya Hamka, puluhan bahkan ratusan buku sudah ia tulis, dan buku sejarah umat islam ini merupakan buku karya emas karya Buya Hamka yang saat ini tidak banyak beredar di Indonesia dan buku ini dicetak di Singapura. Buku ini juga membica<a name='more'></a>kan sejarah perkembangan umat Islam mulai dari zaman jahiliyah dan memberi penelitian menyeluruh , bermula dari zaman pra Islam, terus ke perutusan Nabi Muhammad SAW, zaman Khulafa’ Rashidun, pemerintahan Bani Umaiyah dan Abasiyah. Buku sejarah umat islam ini kami sediakan dengan stok yang terbatas. Judul Buku : Sejarah Umat Islam Penulis : Prof. Dr. Hamka Penerbit : Ltd Singapura Tebal : 900 an Halaman Sampul : Hard Cover Harga : Rp 270.000 (belum termasuk ongkos kirim) Untuk pemesanan hubungi atau sms/email dengan dituliskan nama, alamat dan jumlah pemesanan ke: 085811922988 email : marketing@eramuslim.com <br><br /><script><br />var sitti_pub_id = "BC0017421";<br />var sitti_ad_width = "400";<br />var sitti_ad_height = "60";<br />var sitti_ad_type = "9";<br />var sitti_ad_number = "2";<br />var sitti_ad_name = "atas";<br />var sitti_dep_id = "82623";<br /></script><br /><script src="http://stat.sittiad.com/delivery/sittiad.b1.js"></script>Undercover 999http://www.blogger.com/profile/09062626514588414360noreply@blogger.com0